Gempa Bumi
adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan di bawah permukaan bumi. Ketika
pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismik.
Gelombang ini menjalar menjauhi fokus gempa ke segala arah di dalam bumi.
Ketika gelombang ini mencapai permukaan bumi, getarannya bisa merusak atau
tidak tergantung pada kekuatan sumber dan jarak fokus, disamping itu juga mutu
bangunan dan mutu tanah dimana bangunan berdiri.
Besar kecilnya gempa umunya menggunakan tingkat gempa untuk menentukan skalanya. Semakin besar energi yang dilepaskan gempa, maka skalanya juga semakin tinggi. Setiap bertambah satu tingkat, maka energi juga akan meningkat kurang lebih 30 kali lipat. Berdasarkan sebab terjadinya, gempa bumi dapat dibagi dua jenis : *Gempa bumi tektonik : terjadi akibat pelepasan tenaga karena pergeseran lempengan plat tektonik. *Gempa bumi vulkanik : terjadi akibat meningkatnya aktivitas gunung berapi, yang disebabkan oleh naiknya magma dari bawah gunung tersebut ke permukaan.
Besar kecilnya gempa umunya menggunakan tingkat gempa untuk menentukan skalanya. Semakin besar energi yang dilepaskan gempa, maka skalanya juga semakin tinggi. Setiap bertambah satu tingkat, maka energi juga akan meningkat kurang lebih 30 kali lipat. Berdasarkan sebab terjadinya, gempa bumi dapat dibagi dua jenis : *Gempa bumi tektonik : terjadi akibat pelepasan tenaga karena pergeseran lempengan plat tektonik. *Gempa bumi vulkanik : terjadi akibat meningkatnya aktivitas gunung berapi, yang disebabkan oleh naiknya magma dari bawah gunung tersebut ke permukaan.
Penyebab Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi
yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak.
Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan
dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada
saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
Litosfer pada mulanya berupa lempeng berupa lempeng
raksasa yang disebut pangea kemudian karena adanya arus konveksi pada lapisan
atmosfer sehingga menyebabkan lempeng tadi bergerak dan terbagi menjadi segmen
– segmen atau lempeng – lempeng yang lebih kecil. Sampai sekarang
lempeng-lempeng tadi masih terus bergerak. Lempeng – lempeng tersebut antara
lain : lempeng Indoaustralia, lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, lempeng Amerika
Selatan, lempeng Amerika Utara, dll. Teori ini disebut dengan teori lempeng
tektonik yang pertama kali dikemukakan oleh Alfred Weigner.
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya
dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya,
gerakan ini berlangsung lambat dan tidap dapat dirasakan oleh manusia namun
terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, derakan lempeng ini macet dan
saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus
sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi menahan
gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai
gempa bumi.